Untuk tujuan menampilkan penutupan lahan yang aktual, pemanfaatan citra satelit digital sering digunakan. Citra satelit merupakan “foto bumi” yang dipotret oleh satelit. Dalam analisis ini digunakan citra satelit hasil pemotretan satelit Quickbird . Untuk bisa diinterpretasikan secara akurat, citra hasil pemotretan satelit diproses melalui tahap pemrosesan awal (pre-processing), penajaman tampilan (display and enhancement) dan ekstraksi informasi (information extraction). Pemrosesan awal ditujukan untuk memperbaiki citra satelit dari kesalahan geometris, radiometris maupun atmosferis . Penajaman tampilan dimaksudkan untuk mempermudah interpretasi obyek-obyek yang diliput satelit. Hal ini biasanya sangat perlu apabila citra diinterpretasi secara manual atau visual. Penajaman ini dilakukan dengan memperbesar kontras tampilan sehingga mempertajam perbedaan antar obyek. Ekstraksi informasi merupakan tahap akhir dari analisis citra satelit. Hal ini dilakukan baik secara visual dengan mengamati citra dan melakukan pembatasan obyek (delineasi) maupun secara digital dengan mengelompokkan pixel berdasar nilai spektralnya pada berbagai saluran (band). Klasifikasi secara digital diawali dengan memilih sampel pixel yang dianggap mewakili masing-masing kelas penutupan lahan yang dimaksud. Apabila pemilihan sampel ini dilakukan oleh peneliti maka disebut supervised classification, namun apabila pemilihan sampel pixel dilakukan oleh komputer dengan kaidah statistik maka disebut unsupervised classification. Pemilihan sampel ini menghasilkan range kelas spektral yang digunakan untuk mengelompokkan semua pixel yang ada. Hasil pengelompokan ini adalah kelas-kelas penutupan lahan yang harus diuji kesesuaiannya. Uji ini dapat dilakukan dengan mengecek hasil interpretasi dengan kondisi lapangan (ground check), maupun mengecek dengan data sekunder yang lain, misalnya peta atau foto udara. Setelah melalui cek kesesuaian, citra dapat digunakan sebagai sumber informasi untuk menyusun peta tematik penutupan vegetasi. Proses klasifikasi dilakukan menurut beberapa kriteria yang dikembangkan Baplan Departemen Kehutanan (2001) dan Whitmore (An Introduction Tropical Rain Forest (1990) (Lampiran 4). Beberapa kriteria disesuaikan pula dengan data ground check selama pengamatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar