Kami menjual Citra Satelit Quickbird/Worldview-1/Worldview-2 dan dapatkan penawaran harga yang MENARIK dari kami,...!!
Anda Butuh Citra QuickBird WorldView-1/WorlView-2? Kami Jual dan Dapatkan Harga Ekonomis dari Kami
Kamis, 21 April 2011
Minggu, 03 April 2011
Pemanfaatan citra Quickbird dan Sistem Informasi Geografis untuk zonasi kerentanan kebakaran
Mengkaji ketelitian citra Quickbird dalam memperoleh parameter-parameter potensi kebakaran daerah perkotaan untuk menentukan tingkat kerentanan kebakaran permukiman. Mengestimasi potensi kebakaran berdasarkan parameter yang diperoleh dari citra Quickbird. Memetakan zonasi tingkat kerentanan kebakaran permukiman dengan bantuan Sistem Informasi Geografi. Metode yang digunakan, yaitu interpretasi visual citra penginderaan jauh. Data penginderaan jauh yang digunakan, yaitu citra Quickbird. Uji interpretasi citra Quickbird dilakukan dengan menggunakan metode Short, sedangkan pengolahan dan analisis data menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) dengan cara pengharkatan (scoring), pembobotan, dan overlay sehingga menghasilkan zonasi kerentanan kebakaran permukiman. Data primer yang digunakan adalah Citra Quickbird, hasil survei lapangan, dan data sekunder dari instansi terkait. Variabel untuk zonasi kerentanan kebakaran permukiman dalam penelitian ini terdapat dua variabel utama yaitu, variabel potensi kebakaran dan variabel ketersediaan fasilitas pemadam kebakaran. Variabel potensi kebakaran terdiri atas kepadatan bangunan rumah mukim, pola bangunan rumah mukim, jenis atap bangunan rumah mukim, lokasi sumber air, lokasi permukiman dari jalan utama, lebar jalan masuk, kualitas jalan, kualitas bahan bangunan, dan pelanggan listrik. Adapun variabel ketersediaan fasilitas pemadam kebakaran, yaitu fasilitas air hidran, fasilitas alat pemadam kebakaran ringan (APAR), alat pemadam kebakaran berat (APAB), dan tandon air. Permukiman yang rawan terhadap kebakaran, dicirikan dengan kondisi permukimannya merupakan daerah padat, dengan pola bangunan permukiman tidak teratur, lokasi permukimannya jauh dari jalan utama dengan kondisi lebar jalan masuk yang sempit, bahan bangunannya termasuk kategori non permanen sehingga agak mudah terbakar, banyak rumah yang tidak berlangganan listrik ke PLN sehingga dalam pemasangan listrik asal-asalan, tidak dilengkapi fasilitas APAR dan APAB, dan lokasinya jauh dari sumber air (sungai, danau), hidran, dan tandon air.
Langganan:
Postingan (Atom)